Halo sobat kabel! Kembali lagi di artikel abba.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang Alasan Kenapa Indonesia Tak Gunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yuk!
- Pemanfaatan energi surya di Indonesia baru 0,05 persen saja. Hal ini dipaparkan oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian ESDM, M. Arifin. Tantangan lainnya, PLTS tidak dapat ditransportasikan dan kurang kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi PLTS.
- Padahal, pembangkit listrik tenaga surya punya segudang manfaat, lho! Laman Green Match menyebut bahwa energi matahari memiliki dampak paling sedikit terhadap lingkungan dibanding sumber energi lainnya. Di antaranya, tidak menghasilkan gas rumah kaca, tidak mencemari air, membutuhkan sedikit air untuk pemeliharaan serta tidak menimbulkan kebisingan.
- Meski begitu, Indonesia juga punya pembangkit listrik tenaga surya terbesar! Berdiri di atas lahan seluas 7,5 hektare, terlihat ribuan panel surya membentang di atasnya. Satu panel surya menghasilkan 230 watt listrik. Wilayah NTT dirasa sangat cocok untuk mengembangkan PLTS sebab selama sembilan bulan dari satu tahun, NTT selalu disinari oleh cahaya matahari.
- Biaya investasi mahal jadi kendala PLTS di Indonesia. Biaya investasi tinggi merupakan kendala dari terhambatnya pendirian PLTS. Sekurang-kurangnya, dibutuhkan biaya US$ 2 juta atau sekitar Rp26 miliar dari setiap 1 MWp. Jika PLTS dibangun dengan kapasitas 5000 MW, maka biaya yang dibutuhkan adalah sekitar Rp165 triliun. Kementrian ESDM mengatasi problem ini dengan membuka penawaran ke pihak swasta.
- Seberapa banyak energi yang dihemat dari adanya PLTS? Memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dinilai sangat ramah lingkungan. Misalnya, energi 5.000 MW yang dihasilkan dari PLTS, bila dikonversi akan setara dengan menanam 18.124 pohon, menghemat 1,5 juta bahan bakar solar untuk PLTD serta mencegah emisi CO2 dari PLTD sebanyak 3,6 juta ton. Bayangkan betapa besar manfaat yang dirasakan apabila PLTS menjadi sumber listrik utama di tanah air!
- Perkara pembebasan lahan juga menjadi kendala. PLTS membutuhkan lahan yang luas untuk menempatkan panel surya. Hal ini pun menjadi kendala karena melakukan pembebasan lahan juga tidak mudah untuk dilakukan. Terlebih, di area padat penduduk, sulit memperoleh lahan untuk membangun PLTS. Hal ini kontras dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang memberikan lahan gratis untuk investor dalam mengembangkan tenaga surya.
- Apa target kementrian ESDM terkait PLTS di masa depan? Kementrian ESDM melalui Ditjen EBTKE sedang mencanangkan dibuatnya satu juta atap panel surya hingga tahun 2025 mendatang. Bila dikonversikan, proyek ini akan menghasilkan sekitar 1000 MW atau 1 GW. Hal ini juga membantu pemerintah dalam mencapai target kebijakan energi nasional.
Kalian belum menemukan produk kabel yang sesuai kebutuhan mu? PT. Abba Global Indonesia sebagai authorized distributor Prysmian Cable siap menjadi solusi pertama untuk permasalahan kebutuhan kabel mu. Cek sosmed kita untuk selengkapnya :
Telp : 081212897158
Twitter : @ofc_abba
Instagram : @ofc.abba