kabel-prysmian-abba-logo

Muasal Fiber Optik

Mengirim email, menelepon, atau mencari informasi di internet kini bisa dilakukan dengan begitu mudah dan cepat. Lalu lintas informasi yang padat dan berkapasitas tak sedikit ini bisa berjalan lancar berkat penemuan fiber optik (FO). FO mampu menjadi media pengirim data dengan kapasitas dan kecepatan tinggi.

Sebelum teknologi FO ditemukan, arus informasi dikirim melalui kabel tembaga. Kendati
cost production-nya lebih murah, kapasitas kabel tembaga lebih rendah.

Penggunaan kabel tembaga mulanya dipakai untuk saluran televisi dan pesawat telepon. Karena tembaga punya nilai untuk dijual kembali, pencurian kabel telepon banyak terjadi Dirut Telkomsel pertama Koesmarihati, yang pernah menangani jaringan telepon, mengaku pernah menemukan pencurian kabel telepon di depan Hotel Borobudur dan Rumah Sakit Jakarta. Pencurinya benar-benar niat, mereka sampai masuk ke bak bawah tanah tempat sambungan kabel (manhole). Kabel, kertas peyambung, dan selongsong timah pun jadi
sasaran pencurian. “Kabelnya dikupas, tembaganya diambil,” kata Koesmarihati pada
Historia.

Di tengah maraknya pencurian itu, teknologi FO mulai digunakan di Amerika pada 1977 Prinsip kerja kabel FO ialah pengiriman data menggunakan cahaya yang disalurkan lewat medium transparan. Sistemnya sederhana, mengikuti penemuan fisikawan Inggris John Tyndall pada 1854 bahwa cahaya dapat dibelokkan. Tyndall melakukan eksperimennya dengan meneliti gerakan cahaya pada air melengkung. Model ini diterapkan pada FO. Data ditransmisikan lewat cahaya, lalu ditembakkan dari pangkal kabel. Secepat kilat cahaya ini tersalur ke ujung kabel. Itulah sebabnya informasi terkirim dengan cepat dan padat.

Ide pengiriman informasi melalui sistem optik pertamakali dicetukasn John Logie Baird dan Clarence W. Hansell pada 1920-an. Ide ini terus dilengkapi oleh para ilmuwan telekomunikasi di Eropa dan Amerika, seperti Abraham Van Heel dan Harold H. Hopkins. Hopkins melaporkan pencitraan pada material serat yang tidak berkarat, sedangkan Van Heel membuat laporan tentang selubung berlapis dengan material transparan agar
gelombang cahayanya jauh lebih stabil.

Pada 1964, Charles K. Kao menghitung kemungkinan pengiriman informasi jarak jauh melalui cahaya. Masalahnya, pada beberapa material jumlah cahaya yang ditembakkan memudar, Padahal, untuk kebutuhan komunikasi, kekuatan cahaya tidak boleh berkurang lebih dari 10 desibel per kilometer. la pun mengusulkan penggunaan kaca murni untuk mengurangi kehilangan cahaya.

Di Indonesia, penanaman kabel FO mulai dilakukan pada 1985. Sebelumnya, sebuah tim dikirim ke Belanda untuk mempelajari teknik penanaman dan perawatan kabel teknolog baru itu. Buah dari pembelajaran tim yang dikepalai Koesmarihati itu adalah pemasangan kabel FO pertama yang ditanam di sepanjang Jetinegara-Gambir. Kendati awalnya penggunaan FO untuk menggantikan kabel tembaga ditentang lantaran dikhawatirkan bakal mematikan industri kabel dalam negeri, kekhawatiran itu hilang karena industri serat optik justru bertumbuh. “Tahun 1993 sebagain masih pakai tembaga. pelan-pelan diganti FO. Kalau kabel tembaga, satu kabel cuma menyambungkan satu saluran. Sedangkan FO lewat cahaya dengan gelombang tinggi, jadi bisa membawa
informasi lebih banyak,” kata Koesmarihati.

kalian belum menemukan produk kabel yang sesuai kebutuhan mu? PT. Abba Global Indonesia sebagai authorized distributor Prysmian Cable siap menjadi solusi pertama untuk permasalahan kebutuhan kabel mu. Cek sosmed kita untuk selengkapnya :

Telp : 081212897158

Twitter : @ofc_abba

By |2023-05-04T13:59:28+07:00Mei 4th, 2023|News, Uncategorized|

Share This Post With Others!

Go to Top